Kamis, 23 September 2010

Perusahaan Dalam Sistem Perekonomian

BAB 1 PERUSAHAAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN

LATAR BELAKANG INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

1. KEGIATAN PEREKONOMIAN

Pola yang ada sekarang tentang cara untuk memuaskan kebutuhan merupakan suatu akibat dari adanya proses perkembangan secara historis dalam jangka panjang. Dalam suatu masyarakat yang primitif orang harus memenuhi kebutuhannya sendiri, tidak tergantung pada yang lain. Yang harus mereka penuhi terutama kebutuhan akan makanan, pakainan, dan perumahan. Untuk mendapatkan makanan mereka harus berburu binatang atau bertani/bercocok tanam di daerah-daerah yang di anggap subur.

Setelah meninggalkan cara hidup yang berpindah-pindah, mereka mulai melakukan cara hidup yang lebih baik. Kegiatan perdagangan mulai dilakukan setelah masing-masing keluarga merasa kelebihan barang atau peralatan yang dibutuhkan, sehinggga dapat ditukarkan dengan barang atau jasa lain dari tetangganya. Jadi sistem perekonomian yang ada masih dilakukan secara barter. Akhirnya meraka merasakan keuntungan dengan adanya pembagian kerja menurut jenis kebutuhannya. Dalam hal ini satu rumah tangga atau keluarga hanya membatasi diri terhadap produksi beberapa jenis barang saja. Bentuk pengkhususan semacam ini disebut spesialisasi (penyebaran secara horizontal).

Semakin majunya suatu masyarakat membawa akibat yang lebih kompleks dalam perekonomian. Pertukaran barang tidak dilakukan secara barter, tetapi sudah menggunakan alat pembayaran berupa uang. Selain spesialisasi, pertukaran dapat pula ditimbulkan oleh adanya diferensiasi, yaitu dari bahan dasar yang sama terjadi dalam berbagai jenis produk. Di samping penyebaran (disperse), terdapat pula proses penyatuan (konsentrasi) di mana masing-masing kegiatan secara keseluruhan merupakan satu kesatuan. Apabila konsentrasi itu dilakukan secara horizontal, disebut paralelisasi. Perusahaan tidak membuat satu macam produk saja, tetapi sudah menghasilkan beberapa macam produk. Apabila beberapa tingkat rangkaian pengerjaan suatu barang yang sebelumnya dikerjakan oleh beberapa perusahaan, sekarang dikerjakan (disatukan) dalam satu perusahaan disebut integrasi (penyatuan secara vertikal).

Pada masyarakat yang sudah maju, barang-barang dan jasa mudah didapat, baik untuk keperluan konsumsi maupun industri. Menurut asalnya, bergagai macam barang kebutuhan dapat diperoleh secara bebas tanpa memerlukan suatu usaha, seperti sinar matahari untuk keperluan penerangan, air hujan untuk minum dan penyubur tanaman, dan sebagainya. Barang-barang seperti ini disebut barang bebas (free goods). Barang bebas ini hanyalah merupakan sebagian kecil dari jumlah dan macam barang yang kita butuhkan, sedang sebagian besar yang lain harus dipenuhi dengan barang-barang dan jasa yang di usahakan oleh orang-orang seperti pengerajin, karyawan pabrik, petani, tukang cukur, dan sebagainya. Barang-barang yang bisa diperoleh dengan melalui suatu proses kegiatan (ekonomi) di kelompokan ke dalam dua golongan yaitu:

a) Barang konsumsi (consumer goods) yang secara langsung dapat memuaskan kebutuhan.

b) Barang industri (industrial goods) seperti pabrik, mesin, peralatan dan barang lain yang mendukung produksi barang konsumsi.

Selain itu kedua kelompok barang tersebut dapat di bagi lagi menjadi:

a) Barang tahan lama (durable goods) yang dapat di pakai berkali-kali

b) Barang tidak tahan lama (nondurable goods) seperti bahan mentah, makanan, yang dapat dipakai hanya sekali atau beberapa kali saja.

2. SISTEM PEREKONOMIAN

Sistem perekonomian yang dipakai oleh setiap negara adalah berbeda-beda tidak selalu menggunakannya secara mutlak, tetapi banyak juga yang menggunakan secara campuran. Ada empat bentuk sistem perekonomian di dunia, yaitu kapitalisme, sosialisme, fasisme, dan komunisme.

A) Kapitalisme

Kapitalisme merupakan suatu falsafah ekonomi, dan bukannya bentuk suatu pemerintahan. Dalam system kapitalisme ini, seseorang bebas untuk memiliki kekayaan, memiliki perusahaan, bersaing secara bebas dalam pasar, dan menentukan miliknya kemudian. Kebebasan semacam ini disebut laissez faire. Wiraswasta menyediakan uang dan mengorganisir suatu perusahaan. Mereka merupakan penggerak utama dari kegiatan ekonomi kapitalis. Menurut Adam Smith, ada sebuah tangan yang tidak kentara dalam persaingan ( invisible hand of competition). Ini berarti bahwa banyak individu yang memasuki dunia usaha, tetapi karena perusahaan dapat berhasil dalam persaingan dengan yang lain, secara relatif dapat dikatakan bahwa yang kalah adalah kurang efesien. Keluarnya dari persaingan (karena kalah) ini disebut tangan tidak kentara.

B) Sosialisme

Sosialisme dapat dikatakan sebagai suatu sistem perekonomian dan juga merupakan bentuk pemerintahan. Seseorang secara relative bebas untuk memilih tempat yang diinginkan, tetapi pemerintah ikut campur tangan dengan berusaha menyesuaikan kebutuhan individu-individu kepada kebutuhan masyarakat.

C) Fasisme

Fasisme juga merupakan suatu sistem perekonomian dan bentuk pemerintahan (biasanya dictator). Dalam fasisme, juga disebut negeri usaha, pemerintah memiliki semua industri. Dalam hal ini orang bebas memilih tempat yang diinginkan atas persetujuan pemerintah.

D) Komunisme

Komunisme juga merupakan sistem perekonomian dan suatu bentuk pemerintahan. Dalam komunisme tidak ada kekayaan pribadi ataupun mungkin hanya sedikit dan tidak ada motif keuntungan. Pekerja ditentukan oleh Negara, pemerintah menentukan siapa saja boleh memproduksi barang atau jasa, dan macam barang atau jasa apa saja yang harus dibuat, juga banyaknya, untuk siapa, dan menggunakan alat apa, kebebasan politik di awasi secara ketat.

3. SISTEM PEREKONOMIAN PANCASILA

Banyak ekonom yang memberikan pendapat tentang konsep sistem perekonomian Pancasila yang di pandang cocok untuk masyarakat Indonesia. Menurut para ilmuwan dari Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, dapat diperoleh gambaran umum tentang karakteristik system perekonomian Pancasila sebagai berikut:

1) Roda perekonomian digerakan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral.

2) Adanya keinginan yang kuat dari seluruh masyarakat untuk memperoleh kemerataan sosial (egalitarian) yang sesusai dengan azas kemanusian.

3) Kebijakan ekonomi diprioritaskan untuk menciptakan perekonomian nasional yang tangguh.ini berarti setiap kebijakan ekonomi harus dilandasi dengan jiwa nasionalisme.

4) Unit usaha berbentuk koperasi dipandang sebagai toko guru perekonomian dan merupakan bentuk paling kongkrit dari usaha bersama.

5) Adanya keselarasan serta perimbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi.itu menunjukan terciptanya keadilan ekonomi dan sosial pada masyarakat.

Dengan kata lain, kelima sila dalam Pancasila itu dijadikan dasar pertimbangan dan pemikiran dalam perencanaan serta pelaksanaan kegiatan ekonomi.

4. PENGERTIAN BISNIS DAN INDUSTRI

Dalam arti luas, dunia usaha terdiri atas tiga bagian:

a) Tempat kerja untuk menjalankan kegiatan produktif seperti pabrik, pertambangan, hotel, toko, atau ladang.

b) Perusahaan, yang memiliki satu tempat kerja atau lebih.

c) Industri.

Istilah industri biasanya menimbulkan gambaran dalm pikiran akan adanya pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan yang mengelolah bahan mentah menjadi barang jadi dengan menggunakan alat-alat seperti mesin-mesin dan lain-lain, yang dilayani karyawan dengan kecakapan tertentu. Jadi dapat dikatakan industri bahwa sebuah industri merupakan suatu kelompok perusahaan yang memproduksi barang yang sama, untuk pasar yang sama pula. Ada yang mengatakan industri adalah suatu konsep barat, sebagai usaha untuk mengejar: keuntungan, prestasi, dan pendapatan yang besar.

Usaha-usaha ini pada akhirnya akan membawa pertumbuhan ekonomi dan kenaikan produk nasional bruto (gross national product/GNP). Produk nasional bruto merupakan statisik yang dipakai untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, didefinisi sebagai nilai total dari seluruh barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam satu tahun disebuah Negara tertentu. Prinsip-prinsip dasar seperti :

1) Efesiensi

2) Prestasi

3) Pendekatan yang rasional

4) Manajemen

5) Hubungan-hubungan yang formal, dan sebagainya.

Dengan demikian keadaan industri menjadi sangat kompleks. Kegiatan bisnis sangat membantu usaha-usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat oleh perusahaan. Bisnis ini meliputi semua aspek kegiatan untuk menyalurkan barang-barang melalaui saluran produktif, dari membeli barang mentah sampai menjual barang jadi.

Pada pokoknya, kegiatan bisnis meliputi:

a) Perdagangan (melalui pedagang)

b) Pengangkutan (dengan alat-alat transport)

c) Penyimpanan (sampai barang terjual)

d) Pembelanjaan (melalui bank atau kreditur)

e) Pemberian informasi (dengan promosi)

PENGERTIAN PERUSAHAAN

Sudah banyak definisi tentang perusahaan yang dikemukakan oleh para ahli, dari definisi-definisi yang ada dapat dikemukakan sebagai berikut:

* Perusahan dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

Dari definisi tentang perusahaan tersebut dapatlah dilihat adanya lima unsure penting, yaitu: organisasi, produksi, sumber ekonomi, kebutuhan cara yang menguntungkan.

1) Organisasi

Organisasi berasal dari kata organ (sebuah kata dalam bahasa yunani) yang berarti alat. Adanya satu alat produksi saja belum menimbulkan organisasi. Setelah diatur dan dikombinasikan dengan sumber-sumber ekonomi lainnya seperti manusia, bahan-bahan dan sebagainya, timbullah keharusan untuk mengadakan kerjasama secara efesien, efektif dan dapat hidup sebagaimana mestinya. Salah satu kesulitan untuk memberikan definisi terhadapat organisasi disebabkan karena organisasi itu mempunyai sifat yang tidak dapat dilihat (abstrak), bukanlah suatu keseluruhan fisik meskipun tidak boleh dianggap seluruhnya samar-samar.

Organisasi sebagai suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai sifat dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan diri kepada perubahan, pada hakekatnya merupakan suatu bentuk yang sadar diciptakan manusia untuk mencapai tujuan yang sudah diperhitungkan.

2) Produksi

Dalam Organisasi tersebut memungkinkan dilakukannya aktivitas produksi, yaitu semua usaha yang ditunjukan untuk menciptakan atau menaikan faedah (utility). Secara luas usaha-usaha produksi ini dapat digolongkan:

a) Produksi langsung

Produksi langsung merupakan usaha-usaha untuk menghasilkan atau mendapatkan barang secara langsung, meliputi:

1) Produksi Primer (eksternal)

Produksi primer yaitu usaha-usaha untuk mendapatkan bahan-bahan atau material langsung dari alam, seperti: pertanian, perikanan, kehutanan dan pertambahan.

2) Produksi sekunder

Produksi sekunder yaitu usaha-usaha menggunakan bahan-bahan atau material untuk meningkatkan faedah atau mengelolahnya menjadi barang lain, misalnya pembuatan kapal, gedung dan sebagainya.

b) Kegiatan yang membantu produksi langsung

Selain produksi langsung, terhadap kegiatan lain yang membantunya, disebut produksi tersier. Ini meliputi perdagangan (perdagangan besar, perdagangan kecil, impor dan ekspor) dan kegiatan-kegiatan lain seperti distribusi, perbankan, perasuransian, penelitian pasar dan periklanan.

C) Produksi tidak langsung

Produksi tidak langsung ini tidak menaikan nilai penggunaan ataupun tidak langsung dari alam, tetapi memberikan jasa-jasa yang sangat berguna bagi perusahaan. Contoh kegiatan yang dilakukan oleh para akuntan, ilmiawan, polisi dan sebagainya.

3) Menggunakan dan Mengkoordinir Sumber-sumber Ekonomi/Faktor-faktor Produksi

Adanya kegiatan atau aktivitas untuk menjalankan fungsi-fungsi (menggunakan dan mengkoordinir) dan sumber-sumber ekonomi. Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh perusahaan antara lain: pembelanjaan, pemasaran, kepegawaian (personalia) dan sebagainya. Pada pokoknya sumber-sumber ekonomi (faktor-faktor produsi) yang digukan oleh perusahaan dapat dikelompokan kedalam:

a) Manusia

b) Uang

c) Material

d) Metode

Keempat macam sumber ekonomi ini dikenal dengan singkatan 4M (men, money, material, dan method). Sumber-sumber ekonomi, disebut juga input atau factor-faktor produksi, penggunaanya mempunyai konsekuensi bagi perusahaan. Masing-masing faktor tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Semua kegiatan yang ada dalam perusahaan ditunjukan untuk membuat barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, dan mendistribusikannya dengan cepat secara efesien agar memperoleh laba. Jadi tugas perusahaan adalah melayani kepentingan masyarakat. Jadi, semakin baik pelayanan yang diberikan semakin besar pula laba yang dapat diperolehnya.

4) Kebutuhan

Kebutuhan meliputi kebutuhan akan barang dan jasa. Sebuah perusahaan tidak akan dapat memenuhi semua kebutuhan manusia, melaikan hanya sebagian saja. Sebagian yang lain dipenuhi oleh perusahaan lain pula.

5) Cara Yang Menguntungkan

Semua aktivitas yang dilakukan haruslah menggunakan cara-cara yang menguntungkan, artinya cara-cara yang ditempuh tersebut harus memperhatikan prinsip-prinsip efesiensi. Cara yang menguntungkan bagi sebuah perusahaan belum tentu sama baiknya bagi perusahaan yang lain, sebab cara yang ditempuhnya berbeda-beda. Perbedaan ini terletak pada:

a) Bidang operasi

Dalam hal ini ada perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan (manufaktur), perakitan (assembling), perdagangan ataupun di bidang jasa seperti: perbankan, pengangkutan, perhotelan dan sebagainya.

b) Alat produksi

Alat produksi yang digunakan oleh perusahaan manufaktur berlain dengan alat produksi yang dipakai oleh perusahaan perakitan, perdangangan dan jasa.

c) Tujuan perusahaan

Tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan adalah bermacam-macam, yakni:

1) Keuntungan Maksimal

Jika sebuah badan usaha yang didirikan merupakan lembaga untuk mengadakan konsentrasi modal, maka pemilik perusahaan tersebut (penanam modal) mengharapkan diperolehnya pendapatan maksimal dari modal yang ditanamkan. Dengan diperolehnya laba bagi perusahaan sangat membantu tercapainya tujuan-tujuan yang lain, seperti :

a) Kelangsungan hidup (survival)

b) Pertumbuhan perusahaan (growth)

c) Prestise

Pengertian laba ini merupakan kelebihan harga jual barang dan jasa di atas ongkos-ongkos yang dipakai untuk menghasilkannya. Dalam hal ini, laba merupakan jumlah pendapatan dikurangi jumlah ongkos yang terdiri atas upah pekerja, sewa tanah dan bunga modal.

2) Kesejahteraan Anggota

Tujuan utamanya adalah menciptakan kesejahteraan anggotanya. Ini dapat dicapai dengan menyediakan barang dan jasa yang mereka butuhkan dengan harga murah.

3) Kesejahteraan Masyarakat

Tujuan utamanya adalah menyediakan barang dan jasa vital seperti beras, air minum, listrik, perumahan, alat transport, dan sebagainya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN IKLIM BISNIS

Dampak Negara Akibat mengalami depresi antara lain:

a) Melonjakanya tingkat pengangguran

b) Banyaknya keluarga yang “kehilangan” rumahnya

c) Banyak simpanan di bank ikut lenyap karena bangkrutnya bank yang bersangkutan

d) Banyak perusahaan yang gulung tikar

1) INVESTASI

Investasi adalah penggunaan sumber-sumber untuk menciptakan modal baru. Adapun cara multiplier (penggandaan) dalam melakukan investasi yang menyebabkan terjadinya pelipat-gandaan. Ini menjadikan bukti bahwa investasi merupakan alat yang mempunyai daya untuk perkembangan bisnis.

2) TABUNGAN

Yang terpenting disini adalah adanya keteraturan dan keterpercayaan terhadap tabungan sehingga iklim bisnis dapat diramalkan.

3) PEMERINTAH

Ada dua kebijaksanaan pemerintah yang dapat mempengaruhi kegiatan bisnis:

1) Kebijaksanaan fiscal digunakan untuk mempengaruhi permintaan dengan meningkatkan pajak (mengurangi permintaan) atau meningkatkan pengeluaran pemerintah (meningkatkan permintaan)

2) Kebijaksanaan moneter berkaitan dengan pengelolaan supply uang untuk meningkatkan atau menurunkan permintaan

PROBLEMA BISNIS YANG DI HADAPI SAAT INI

Tiga persoalan yang selalu mendapat perhatian dari pemerintah maupun masyarakat: inflasi, produktivitas, dan pengangguran.

1) Inflasi

Inflasi adalah suatu kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam perekonomian. Para ekonom merasa bahwa inflasi merupakan suatu proses yang membatasi sendiri. Hal ini di sebabkan adanya ketidak-seimbangan antara permintaan dengan penawaran barang dan jasa

2) Produktivitas

Produktivitas adalah keluaran barang dan jasa per unit tenaga kerja. Untuk meningkatkan produktivitas, tidak cukup dengan bekerja keras, tetapi juga memerlukan peralatan dan metode kerja yang lebih baik.

3) Pengangguran

Pada umumnya pemutusan hubungan kerja ini terjadi karena perusahaan tidak mampu lagi membayar mereka sebagai akibat turunya penghasilan (dari penjualan) secara drastis.