Minggu, 30 September 2012

Sejarah Bahasa Indonesia


            Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu tanpa mengetahui historisnya. Perlu diingat bahwa bahasa Melayu merupakan salah satu dialek yang tersebar di Nusantara yang dipakai sejak jaman dulu, tetapi karena Melayu sudah merupakan lingua franca atau juga disebut Melayu Pasar, maka pemakaiannya lebih menonjol apabila dibandingkan dengan dialek-dialek melayuiyan lain. Bahasa Melayu sebagai bahasa Nasional ada empat faktor penyebabnya. Pertama karena bahasa ini sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan perdagangan. Kedua, bahasa ini mudah dipelajari dan tidak mengenal tingkatan bahasa seperti bahasa Jawa dan Sunda. Ketiga, suku-suku lain mau menerima bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia dan keempat bahasa Melayu mempunyai kesanggupanuntuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas. akhirnya  bahasa Melayu diresmikan menjadi bahasa persatuan dan Nasional pada  peristiwa sumpah pemuda.
            Sejarah telah mencatat bahwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah titik kulminasi bagi penentuan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, karena pada waktu itu pertama kali kita Mengikrarkan sumpah yang berbunyi:
1. Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu yaitu Tanah Air Indonesia
2.Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia
3. Kami putra-putri Indonesia mengaku menjunjung persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Sebagai suatu bahasa yang hidup, dipakai oleh rakyat yang terdiri atas berbagai suku bangsa yang masing-masing mempunyai bahasa daerahnya sendiri-sendiri, bahasa Indonesia menerima pengaruh dari bahasa daerah tersebut. Pengaruhnya ini tidak terbatas pada pemungutan kata-kata, tetapi tampak juga pada struktur kata dan kalimat.  Seminar politik bahasa Indonesia yang diselenggarakan pada Februari 1975, merumuskan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional.
b. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya dan bahasanya ke dalam kesatuan kebangsaan nasional.
       c. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas nasional     
d. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan antara daerah dan antara budaya.

Bahasa Indonesia yang kini dipakai oleh kita bangsa Indonesia sebagai bahasa resmi di Negara kita dan bahasa perhubungan atau pergaulan setiap hari berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia bersifat politis, sejalan dengan nama negara merdeka yang diidam-idamkan negara Indonesia dan suatu bangsa bersatu yaitu bangsa Indonesia. Bersifat politis karena dengan rasa bersatu yang ditimbulkannya, semangat untuk berjuang bersama-sama dalam mengejar kemerdekaan lepas dari penjajahan akan lebih berkobar-kobar. Bangsa Indonesia lebih merasa terikat dalam satu ikatan karena merasa; satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa

Sabtu, 29 September 2012

Bahasa sebagai Jati Diri


Pada dasarnya bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam aktifitas formal ataupun nonformal. Bahasa juga merupakan ciri khas suatu bangsa yang mencerminkan jati dirinya. Oleh karena itu bahasa harus senantiasa di jaga dan dikembangkan secara terus menerus. Ini sangat penting mengingat di era peradaban zaman yang terus berkembang yang mengikuti arus modern. Adanya modernisasi dan globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan khusunya dalam budaya menyebabkan pergeseran rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Mempelajari bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Korea, bahasa Jerman dan lainnya menjadi kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa dan mahasiswi Indonesia yang sejatinya mereka adalah calon generasi penerus bangsa.
Masyarakat pada umumnya mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu tidak gaul, tidak keren, terlalu basa-basi, atau terlalu rumit. Itu memang benar, dari sisi mereka. Tapi sebenarnya bahasa Indonesia itu adalah bahasa yang tidak mengangungkan keren atau gaul, tapi tata cara berbahasa yang baik dan benar. Bukankah bahasa Indonesia itu adalah bahasa persatuan. “Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”, ikrar tersebut merupakan salah satu utama untuk memajukan martabat bangsa ini. Pada dasarnya, masyarakat sekarang terlalu gengsi dengan bahasa mereka sendiri. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa yang terbentuk dari beraneka ragam suku dan budaya. Salah satu jembatan pemersatu itu bernama Bahasa Indonesia. Memang sulit untuk mempertahankan dan melestarikan bahasa Indonesia di zaman yang menjadikan dunia seolah-olah tanpa batas. Semua harus berawal dari diri kita masing-masing sebagai bangsa Indonesia yang sejatinya telah menjadi pemilik bahasa Indonesia. Masyarakat baik dari kalangan pemerintah, akademisi hingga seluruh lapisan masyarakat wajib untuk melestarikan bahasa Indonesia mulai dari hal-hal yang kecil seperti penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan menanamkan rasa bangga menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dalam afiliasinya memang dituntut menjadi bahsa yang luwes, dan bisa disesuaikan dengan peradaban yang semakin modern. Bahasa Indonesia juga dituntut mampu menjadi bahasa pendidikan yang mempunyai kriteria nilai tertinggi. Bahasa Indonesia juga dituntut menunjukkan jati dirinya sebagai bahasa yang berkedudukan sebagai bahasa yang resmi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa sejak dini sangat penting. Terutama pada jenjang sekolah, anak harus dapat berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik dan benar. Mempelajari Bahasa Indonesia membutuhkan pemahaman dan niat dari diri sendiri agar kita mampu untuk membudayakan dan menjadikan bahasa ini lebih dikenal di era global tanpa meninggalkan kebudayaan yang merupakan jati diri sendiri.
 Bersyukur karena Indonesia memiliki beragam budaya, etnik dan kekayaan lainnya sebagai modal menjadi bangsa yang maju. Dengan meningkatnya rasa syukur, kecintaan terhadap Indonesia semakin bertambah, kebanggaan menjadi warga Indonesia semakin berapi-api dan ikut serta berpartisipasi dalam pelestarian bahasa Indonesia hingga ke berbagai pelosok Indonesia yang notabene belum mengenal bahasa Indonesia secara utuh. Perbanyak usaha mengenalkan bahasa Indonesia dalam berbagai kegiatan pengenalan budaya di luar negeri