Minggu, 03 Februari 2013

PENALARAN



PENALARAN
(Arti, Pengertian dan Jenis)


Makalah
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2


http://2.bp.blogspot.com/-meaKppy-4hY/TJ9D4XeucII/AAAAAAAAAAM/fAl0KkJ_bNo/s200/logo_gunadarma.jpg


Oleh
RENDRA DWI PERMANA
NPM: 25210734



PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2012








Menurut arti kata:
“Penalaran” mempunyai berbagai makna, diantaranya:

·                      Cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran: kepercayaan takhayul serta ~ yg tidak logis haruslah dikikis habis;
·                      Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman;
·                      Proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip;

  1. PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proporsisi-proporsisi yang sejenis , berdasarkan sejumlah proporsisi yang diketahui atau dianggap benar, orang akan menyimpulkan sebuah proporsisi yang baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Jenis-jenis Penalaran.
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.

Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.

Sumber tulisan:
1.       Dra. VERO SUDIATI, A. WIDYAMARTAYA, 1995, Kiat dasar mengarang, Jakarta,yayasan pustaka nusantara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar