Sabtu, 10 Mei 2014

Manajemen Resiko Keuangan

Manajemen Resiko Keuangan
Manajemen risiko merupakan tanggung jawab Direksi, yang dibantu oleh Komite Manajemen Risiko Perusahaan (KMRP). Komite MRP terdiri atas Group Audit Manager, Financial Controller, Commercial Manager, Busines System Manager dan Sekretaris Perusahaan, dan dipimpin oleh Direktur Keuangan. Komite MRP bertugas membantu Direksi dalam melaksanakan tanggung jawabnya untuk memastikan bahwa manajemen risiko telah dilaksanakan sesuai dengan sistem secara efektif.

Risiko Operasi

Kemampuan untuk menghasilkan produk tergantung pada kemampuan kami untuk menjamin pasokan bahan-bahan produksi secara tepat waktu dan tepat biaya. Sebagian diantaranya merupakan komoditas yang diperdagangkan secara global. Kondisi ekonomi global mempunyai dampak signifikan terhadap fluktuasi dari harga sejumlah komoditas tersebut dan bahan-bahan utama lainnya, yang dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap biaya produk.
Perseroan telah memiliki prosedur tetap untuk memantau permintaan bahan-bahan mentah yang digunakan untuk menetapkan kebutuhan produksi mendatang serta memfasilitasi pembelian di muka dari komoditas-komoditas yang diperdagangkan guna mengurangi volatilitas harga komoditas di waktu-waktu mendatang. Rencana-rencana khusus telah disiapkan untuk memungkinkan kami menjamin tersedianya pasokan bahan-bahan utama alternatif secara cepat dan untuk menggunakan bahan-bahan alternatif dalam formula maupun resep-resep produk
Secara teratur melaksanakan program value improvement guna mengidentifikasi optimasi peluang-peluang dalam biaya/nilai, baik dalam biaya langsung maupun tidak langsung. Dengan m elakukan benchmarking, secara internal maupun eksternal, guna memaksimalkan pemanfaatan kapasitas dan biaya. Penentuan harga ditetapkan melalui sebuah proses menyeluruh dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan melibatkan sejumlah departemen untuk mencapai tingkatan yang tepat, berdasarkan nilai maupun penawarannya.

Risiko Pasar

Potensi pertumbuhan Indonesia semakin dikenal baik di tataran lokal, regional maupun internasional. Peningkatan investment grade Indonesia baru-baru ini telah memperkuat sentimen positif tersebut. Para kompetitor lokal maupun internasional kami secara cepat memposisikan diri untuk meraih peluang lebih besar dari pasar yang terus bertumbuh ini. Kegagalan dalam mengantisipasi kecenderungan ini akan berdampak merugikan terhadap bisnis. Perseroan memusatkan perhatian pada kategori-kategori dan produk-produk yang dikenal menarik, yaitu dimana Perseroan atau merek induknya memiliki atau mampu membangun keunggulan kompetitif dan penjualan serta marjin-nya dapat ditingkatkan secara konsisten.

Tenaga Kerja dan Talenta

Pasar kerja Indonesia berkembang semakin ketat dengan pemain-pemain global dan lokal saling berebut posisi. Upaya menarik, mengembangkan dan mempertahankan karyawan-karyawan yang bertalenta mempunyai peran penting dalam keberhasilan dari pelaksanaan strategi kami. Bila kami tidak berhasil untuk mengelolanya, hal itu akan berdampak negatif terhadap kemampuan meraih keberhasilan usaha, pertumbuhan bisnis, dan berkompetisi dalam lingkungan persaingan yang semakin ketat.
Resource Committeetelah dibentuk di setiap divisi dan fungsi organisasi. Komite-komite tersebut bertanggung jawab untuk melakukan identifikasi keahlian dan kemampuan masa depan yang dibutuhkan, menetapkan jalur karir dan program pelatihan profesional, tolok-ukur remunerasi, serta identifikasi talenta utama dan pemimpin masa depan. Survei karyawan dilakukan secara teratur untuk memperoleh umpan-balik dan pandangan dari para karyawan. Program pengembangan karyawan secara terpadu telah disusun yang mencakup tinjauan kinerja berkala, didukung oleh perilaku “Standards of Leadership”, skill, kompetensi, pembinaan, bimbingan dan pelatihan.
Asuransi Aset Perseroan
Perseroan mengelola risiko yang berkaitan dengan aset operasional dengan memitigasi risiko ke perusahaan asuransi. Aset-aset yang diasuransikan meliputi aset tetap, termasuk bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan aset dalam konstruksi, yang tersebar di sejumlah pabrik-pabrik kami di Cikarang dan Rungkut, kantor pusat kami, dan depot-depot kami di seluruh Indonesia. Pada tahun 2011, Perseroan memiliki sejumlah polis asuransi pada perusahaan-perusahaan asuransi sebagai berikut:
1.  Polis Asuransi Property All Risk (PAR)
     Asuransi ini menjamin risiko terhadap potensi kehilangan aset operasional yang berkaitan dengan usaha ditribusi di Kantor Pusat dan wilayah operasi.
2.  Polis Asuransi Marine Open Cover
     Asuransi ini menjamin pertanggungan terhadap potensi kehulangan lokasi operasional, termasuk persediaan di pabrik-pabrik distributor dan sewaktu transit.
3.  Polis Asuransi Kendaraan Bermotor
     Asuransi ini menjamin perlindungan terhadap risiko kehilangan yang dapat dialami Perseroan.  Jaminan asuransi ini mencakup kendaraan pihak ketiga dan kehilangan kendaraan milik Perseroan.
4.  Polis Asuransi Kewajiban Produk terhadap Publik
     Asuransi PPL ini menjamin risiko terhadap produk seperti risiko penarikan produk
Tunjangan Hari tua, Kecelakaan Kerja dan Kematian
Sebagai tambahan dari asuransi kecelakaan perjalanan bisnis pribadi, dan juga ikut serta dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), yang mencakup tunjangan hari tua, tunjangan kecelakaan, dan tunjangan kematian.
Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen memainkan peranan penting dalam proses risiko manajemen. Meraka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasikan keseimbangan yang terkait dengan strategi respon risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nalai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi bergagai jenis risiko market bepotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilaisuatu perusahaan dan persaingnya. Istilah pemicu nilai mengacu kepada kondisi keuangan pada pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang memepengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas.

Strategi perlindungan
            Lindung nilai neraca. Lindung nilai neraca dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiaban perusahaan yang terpapar. Lindung nilai operasioanal. Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel-variabel yang menpengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Melalui peningkatan harga jaul secara proporsioanal terhadap perkiraan depresiasi mata uang ini akan membantu perlindungan target margin kotor. Lindung nilai kontraktual. Berbagai instrument lindung nilai kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola lindung nilai valuta asing yang dihadapi.
            Kebanyakan instrument keuangan ini adalah derivative, dan bukan merupakan instrument dasar. Instrument keuangan dasar, seperti perjanjian pembelian kembali, obligasi, dan modal saham, memenuhi definisi akuntansi konvensional untuk aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik.

Future Keuangan
             Future merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang sudah ditentukan. Atau dengan cara lain, future juga digunakan untuk menyelesaikan tunai selain penyerahan, dan dapat dibatalkan sebelum pengiriman dengan melakukan kontrak penyeimbang untuk instrument keuangan yang sama. Berkebalikan dari kontrak forwad, perjanjian future merupakan kontrak dalam bentuk standar, yang berisi provisi standar terkait dengan ukuran dan tanggal pengiriman, dan diperdagangkan pada sebuah bursa terorganisir, dinilai berdasarkan nilai pasar pada akhir tiap-tiap hari dan harus memenuhi ketentuan margin periodic keuangan atas kontrak future ini menimbulkan penambahan margin (margin call), sedangkan keuntungan menimbulkan pembayaran tunai.

Perlakuan Akuntansi
            FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang konfeherensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No.39 yang baru saja direvisi, bersisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi derivatif keuangan. Meskipun kedua standar ini memiliki nada yang sama, terhadap perbedaan diantara keduanya dalam hal banyaknya detail tuntunan implementasi.
Lindung Nilai Investasi Bersih Dalam Operasi Luar Negeri
            sebuah perusahaan anak luar negeri yang memiliki posisi aktiva bersih terpapar hendak dikonosolidasikan dengan induk perusahaan, maka timbul kerugian transaksi jika nilai mata uang asing mengalami penurunan relative terhadap mata uang induk perusahaan. Kerugian translais juga terdiri jika anak perusahaan luar negeri memilki memiliki posisi kewajiban bersih terpapar dan nilai mata uang asing meningkat relative terhadap mata uang induk perusahaan. Salah satu cara untuk meminimalkan kerugian relative ini adalah dengan membeli kontrak forwad. Strategi ini berarti menggunakan keuntungan transaksi dari kontrak forwad untuk mengimbangi krugian translasi.

Pengungkapan
            Sebelum dikeluarkannya standar seperti FAS 133 dan IAS 39, pengungkapan keuangan perusahaan tidak memberi tahu kepada pembaca sejauhman manajemen telah menggunakan kontrak derivative terhadap kinerja yang dilaporakan dan terhadap karakteristik risiko suatu perusahaan merupakan hal yang sukar dilakukan. Pengungkapan yang di wajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu antara lain:
·         Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi linfung nilai
·         Deskripsi pos-pos dilindung nilai
·         Identifikasi risiko pasar dan pos-pos yang dilindung nilai
·         Deskripsi mengenai instrument lindung nilai
·         Jumlah yang tidak dimasukan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
·         Justifikasi awal (apriori) bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk meminimalkan risiko pasar
·         Penilaian berjalan mengenai efektifitas lindung nilai actual dari seluruh derivatif yang digunakan selama periode berjalan.

Sumber :
http://2wir.blogspot.com/2011/05/manajemen-risiko-keuangan.html

http://www.unilever.co.id/id/aboutus/tatakelolausaha/manajemenrisikokeuangan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar