PENGERTIAN HARGA TRANSFER
Harga transfer dalam arti luas adalah harga
barang dan jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu
organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawaban. Dalam arti sempit,
harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba
atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat
laba. Untuk pembahasan lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk
kepentingan penilaian kemampuan laba divisi.
Tujuan yang diinginkan dalam harga transfer :
1. Memaksimalkan
penghasilan global
2. Mengamankan
posisi kompetitif anak/cabang perusahaan dan penetrasi pasar
3. Mengevaluasi
kinerja anak/cabang perusahaan mancanegara
4. Menghindarkan
pengendalian devisa
5. Mengatrol kredibilitas
asosiasi
6. Mengurangi
risiko moneter
7. Mengatur
arus kas anak/cabang yang memadai
8. Membina
hubungan baik dengan admintrasi setempat
9. Mengurangi
beban pengenaan pajak dan bea masuk
10. Mengurangi risiko pengambil alihan
oleh pemerintah.
Metode penentuan harga transfer
Ada dua metode penentuan harga yaitu :
Ø Prinsip dasar
prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa
dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual kekonsumen
luar atau dibeli dari pemasok luar.
Ø Situasi ideal
Terdiri dari :
1. Orang –orang yang Kompeten
2. Atmosfer yang Baik
3. Harga Pasar
4. Kebebasan Memperoleh Sumber Daya
5. Informasi Penuh
6. Negosiasi
Orang yang kompeten
Idealnya,para manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang
dari pusat tanggung jawab mereka,sama seperti kinerja jangka pendeknya.staf
yang terlibat dalam negosiasi dan arbitrase harga transfer juga harus kompeten.
Atmosfer yang baik
Para manajer harus menjadikan profitabilitas,sebagaimana diukur
dalam laporan laba rugi mereka,sebagai cita –cita yang penting dan pertimbangan
yang signifikan dalam penilaian kinerja mereka.
Harga pasar
Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar normal dan
mapan dari produk identik yang sedang ditransfer,harga pasar mencerminkan
kondisi yang sama dengan produk yang dikenakan harga transfer.
Kebebasan memperoleh sumber daya
Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada,dan para
manajer sebaiknya didizinkan untuk memilih alternatif yang paling baik untuk
mereka.manajer pembelian harus bebas untuk membeli dari pihak luar,dan manajer
penjualan harus bebas untuk menjual ke pihak luar.
Informasi penuh
Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada,serta
biaya dan pendapatan yang relevan dari masing –masing alternatif tersebut.
Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar untuk melakukan
negosiasi’’kontrak’’antar usaha. Jika semua kondisi diatas terpenuhi,maka
sistem harga transfer berdasarkan harga pasar dapat menghasilkan keselarasan
cita –cita,dan tidak membutuhkan administrasi pusat.
PENENTUAN HARGA TRANSFER INTERNASIONAL : VARIABEL YANG
RUMIT
Kebutuhan untuk penentuan harga transfer muncul apabila barang dan
jasa dipertukaran di antara unit-unit organisasi yang sama. Ada beberapa
variabel dalam mementukan harga transfer:
1. Faktor
Pajak
Harga transaksi yang wajar merupakan harga yang akan diterima oleh
pihak-pihak tidak berhubungan istimewa untuk barang-barng yang sama atau serupa
dalam keadaan yang sama persis atau serupa. Metode penentuan harga transaksi
wajar yang dapat diterima adalah:
a) Metode
penentuan harga tidak terkontrol yang sebanding
b) Metode
penentuan harga jual kembali
c) Metode
penentuan biaya plus dan
d) Metode harga
lainnya
2. Faktor
Tarif
Tarif yang dikenakan untuk barang-barang impor juga mempengaruhi
kebijakan penentuan harga transfer perusahaan multinasional. Sebagai tambahan
atas keseimbangan yang diidentifikasikan, perusahaan multinasional harus
mempertimbangkan biaya dan manfaat tambahan, baik internal maupun eksternal.
Tarif pajak tinggi yang dibayarkan oleh importer akan menghasilkan dasar pajak
penghasilan yang lebih rendah.
3. Faktor
Daya Saing
Demikian juga halnya, harga transfer yang lebih rendah dapat
digunakan untuk melindungi operasi yang sedang berjalan dari pengaruh kompetisi
luar negeri yang semakin mengikat pada pasar setempat atau pasar lainnya.
Pertibangan daya saing seperti itu harus diseimbangkan terhadap banyak kerugian
berakibat sebaliknya. Harga transfer untuk alasan-alasan kompetitif dapat
mengundang tindakan anti trust oleh pemerintah.
4. Risiko
Lingkungan
Apabila faktor daya saing luar negeri dapat menjamin harga
transfer yang rendah dan dibebankan kepada anak perusahaan luar negeri, resiko
atas harga inflasi yng sangat tinggi dapat mengakibatkan hal yang sebaliknya.
Inflasi mengurangi daya beli uang tunai yang dimiliki perusahaan. Harga
transfer yang tinggi terhadap barang atau jasa yang diberikan kepada anak
perusahaann yang menghadapi inflasi tinggi dapat mengalihkan kas dalam jumlah
yang sangat besar dari anak perusahaan tersebut.
5. Faktor
Evaluasi Kinerja
Kibijakan harga transfer juga dipengaruhi oleh pengaruh mereka
terhadap perilaku manajemen dan sering kali merupakan penentu kinerja perusahaan
yang utama.
6. Kontribusi
Akuntansi
Para akuntan manajemen dapat memainkan peranan yang signifikan
dalam menghiting kesibangan dalam strategi penentuan harga transfer. tantangan
yang dihadapi adlah mempertahankan perpseektif global pada saat melakukan
pemetaan manfaat dan biaya yang berkaitan dengan keputusan penentu harga.
Secara
umum harga transfer dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode berikut:
1) Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)
1) Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)
Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai
penentuan harga transfer yang paling independen. Barang-barang yang diproduksi
unit penjual dihargai sama dengan harga yang berlaku di pasar, pada sisi divisi
penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit, pada sisi pembeli harga yang
dibayarkan adalah harga yang sewajarnya. Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini
adalah jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua
barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar, misalnya
pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri
kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi
lain, pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi. Namun, jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan
maka ada baiknya menggunakan harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak ada
cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan
harga transfer berdasarkan biaya (cost-based transfer price).
2) Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas
dasar biaya yang ditimbulkan oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau
jasa, penetapan harga transfer metode ini relatif mudah diterapkan namun
memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan biaya sebagai harga transfer
dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit penjual tidak
dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang lebih tinggi
daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian barang dari
luar. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak
akan pernah menghasilkan laba dari setiap transaksi internal. Ketiga, penentuan
harga transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi orang
yang bertanggung jawab mengendalikan biaya. Umumnya perusahaan menetapkan
harga transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan atau biaya tetap dalam
bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus
markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed
fee).
3) Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
3) Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan
divisi-divisi dalam perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing
untuk menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Harga transfer negoisasi
memiliki beberapa kelebihan. Pertama, pendekatan ini melindungi otonomi divisi
dan konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua, manajer divisi cenderung
memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas
transfer dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.
Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi sulit yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik, yang akan diterima mutlak oleh kedua belah pihak.
Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi sulit yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik, yang akan diterima mutlak oleh kedua belah pihak.
Harga Transfer pada Perusahaan Multinasional
Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany
pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing yang
merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas
transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan). Bila dicermati secara
lebih lanjut, transfer pricing dapat menyimpang secara signifikan dari harga
yang disepakati (harga pasar). Tujuan harga transfer berubah apabila melibatkan
multinational corporation (MNC) serta barang yang ditransfer melalui
batas-batas negara. Tujuan penentuan harga transfer internasional terfokus pada
meminimalkan pajak, bea, dan risiko pertukaran asing, bersama dengan
meningkatkan suatu kompetitif perusahaan dan memperbaiki hubungannya dengan
pemerintah asing. Walaupun tujuan domestik seperti motivasi manajerial dan
otonomi divisi selalu penting, namun seringkali menjadi sekunder ketika
transfer internasional terlibat. Perusahaan akan lebih fokus pada pengurangan
pajak total atau memperkuat anak perusahaan asing. Oleh karena itu transfer
pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara sistematis
yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi jumlah pajak
atau bea dari suatu negara. Sebagai contoh,
pembebanan harga transfer yang rendah untuk anak perusahaan asing mungkin akan
mengurangi pembayaran bea cukai sebagai akibat dari batas-batas internasional,
atau mungkin membantu anak perusahaan untuk bersaing dalam pasar asing dengan
mempertahankan biaya anak perusahaan yang rendah. Di sisi lain, mebebankan
suatu harga transfer yang tinggi mungkin membantu MNC mengurangi laba pada
negeri yang telah memperketat kendali pengiriman uang asing, atau mungkin
memberikan kemudahan bagi MNC memindahkan pendapatan dari suatu negara yang
memiliki tingkat pajak pendapatan yang tinggi ke suatu negara dengan tingkat
pajak rendah (tax haven country).
Penelitian akhir-akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 80%
perusahaan-perusahaan multinsional (MNC) melihat transfer pricing sebagai suatu
isu pajak internasional utama, dan lebih dari setengah dari perusahaan ini
mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang paling penting. Sebagian besar negara
sekarang menerima perjanjian modal Organization of Economic Cooperation and
Development (OECD), yang menyatakan bahwa harga-harga transfer sebaiknya disesuaikan
dengan menggunakan standar arm’s-length, artinya pada suatu harga yang akan
dicapai oleh pihak-pihak yang independen. Sementara perjanjian model tersebut
diterima secara luas, terdapat perbedaan-perbedaan dalam cara negara-negara
menerapkannya. Meskipun demikian, terdapat dukungan yang kuat di seluruh dunia
terhadap suatu pendekatan untuk membatasi usaha-usaha oleh MNC untuk mengurangi
kewajiban pajak dengan menetapkan harga-harga transfer yang berbeda dengan
arm’s-length standard tersebut.
Sumber:
Choi
D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. Akuntansi Internasional, Edisi 5 Buku
2. Jakarta: Salemba Empat.
Prof.
Gunadi. 2007. Penetapan Harga Transfer. LPFEUI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar