Kamis, 24 April 2014
Obsesi setelah Lulus Kuliah
Jika saya telah menyelesaikan pendidikan, saya akan bekerja di perusahaan-perusahaan yang menerima fresh graduate untuk mencari pengalaman pekerjaan dalam bidang saya.. setelah beberapa lama, saya baru mencari perusahaan besar untuk lebih baik dalam meniti karir saya dan mudah-mudahan saya dikirim ke luar negeri untuk menangani perusahaan dari negeri asalnya, kalau bisa sih di tempatkan di jepang sekalian lanjut kuliah S2 lagi. karena saya ingin sekali ke sana.. itu mungkin obsesi yang saya inginkan sejak lama, setelah beberapa lama ditempatkan beberapa lama disana, saya akan kembali ke indonesia dan membuat beberapa usaha di indonesia.. Mudah-mudahan dapat membuka pekerjaan untuk para pencari kerja guna mengurangi pengagguran di indonesia.. Itung-itung bantu pemerintah dan bantu orang yang membutuhkan lowongan pekerjaan. Saya ingin negeri kelahiran maju dan tidak selalu dijelekan dimata orang asing.. Sekian~
Harmonisasi akuntansi internasional
Harmonisasi merupakan proses untuk
meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan
batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1)
Standar
akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan.
2) Pengungkapan yang dibuat oleh
perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat berharga dan
pencatatan pada bursa efek.
3)
Standar
audit Survei Harmonisasi Internasional
Kritik atas Standar Internasional
Beberapa pihak mengatakn bahwa penentusn
standar akuntansi internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas
masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar
internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus
merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang
semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional
tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Rekonsiliasi
dan Pengakuan Bersama
Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk
mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas :
1)
Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan
menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan
rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih
dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan
keuangan dilaporkan.
2)
Pengakuan
bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)
Pengauan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
Penerapan Standar Internasional.
Pengauan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
Penerapan Standar Internasional.
Standar
akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari :
1)
Perjanjian
internasional atau politis.
2)
Kepatuhan
secara sukarela (atau yang didorong secara professional.
3)
Keputusan
oleh badan pembuat standar akuntansi internasional
Organisasi Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Organisasi Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam
organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi
internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1)
Badan
Standar Akuntansi International (IASB).
2)
Komisi
Uni Eropa (EU).
3)
Organisasi
Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO).
4)
Federasi
Internasional Akuntan (IFAC).
5)
Kelompok
Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and
Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam
Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development
–UNCTAD)
6)
Kelompok
Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
_Kelompok Kerja OEDC)
Keuntungan
Harmonisasi Internasional
1)
Pasar
modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2)
Investor
dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih
beragam dan risiko keuangan berkurang.
3)
Perusahaan-perusahaan
dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan
akuisisi.
4)
Gagasan
terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam
mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
Penerapan
Standar Internasional
Standar
akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari :
1.
Perjanjian internasional atau politis
2.
Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara professional)
3.
Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional
Badan
Standar Akuntansi Internasional
Badan
Standar Akuntansi Internasional (IASB), dahulu AISC, didirikan tahun 1973 oleh
organisasi akuntansi professional di Sembilan negara.
Tujuan
IASB adalah
1)
Untuk
mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang
berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan
informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam
laporan keuangan.
2)
Untuk
mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat untuk
membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi
Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kearah solusi berkualitas
tinggi
Konvergensi
IFRS
Dunia akuntansi saat ini masih disibukkan dengan adanya
standar akuntansi yang baru yaitu Standar Akuntansi Keuangan Internasional
IFRS. Tentang tujuan penerapan IFRS adalah memastikan bahwa penyusunan laporan
keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimasukkan dalam laporan
keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang terdiri dari:
Ø Memastikan bahwa laporan keuangan
internal perusahaan mmengandung infomasi berkualitas tinggi.
Ø Tranparansi bagi para pengguna
dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
Ø Dapat dihasilkan dengan biaya yang
tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
Ø Meningkatkan investasi.
Sedangkan
manfaat yang dapat diperoleh adanya suatu perubahan sistem IFRS sebagai standar
global yaitu :
Ø Pasar modal menjadi global dan modal
investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standard pelaporan
keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia
akan memperbaiki efisiensi alokasi local.
Ø Investor dapat membuat keputusan
yang lebih baik.
Ø Perusahaan-perusahaan dapat
memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi.
Ø Gagasan terbaik yang timbul dari
aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan dalam mengembangkan standard
global yang berkualitas tertinggi.
PRO DAN KONTRA HARMONISASI
Konsep yang ternyata lebih populer dibandingkan
standardisasi berbagai macam standar akuntansi di berbagai negara adalah konsep
harmonisasi. Harmonisasi standar akuntansi diartikan sebagai meminimumkan
adanya perbedaan standar akuntansi di berbagai negara (Iqbal 1997:35).
Harmonisasi juga bisa diartikan sebagai sekelompok negara yang menyepakati
suatu standar akuntansi yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang
tidak mengikuti standar harus diungkapkan dan direkonsiliasi dengan standar
yang disepakati bersama. Lembaga-lembaga yang aktif dalam usaha harmonisasi
standar akuntansi ini antara lain adalah IASC (International Accounting
Standard Committee), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan OECD (Organization
for Economic Cooperation and Development). Beberapa pihak yang diuntungkan
dengan adanya harmonisasi ini adalah perusahaan-perusahaan multinasional,
kantor akuntan internasional, organisasi perdagangan, serta IOSCO (International
Organization of Securities Commissions).
IASC didirikan pada tahun 1973 dan beranggotakan anggota
organisasi profesi akuntan dari sepuluh negara. Di tahun 1999, keanggotaan IASC
terdiri dari 134 organisasi profesi akuntan dari 104 negara, termasuk
Indonesia. Tujuan IASC adalah (1) merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi
sehubungan dengan pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima
secara luas di seluruh dunia, serta (2) bekerja untuk pengembangan dan
harmonisasi standar dan prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.
Beberapa Negara seperti Singapura, Zimbabwe dan Kuwait malah mengadopsi International
Accounting Standard sebagai standar akuntansi negara mereka.
IASC memiliki kelompok konsultatif yang disebut IASC
Consultative Group yang terdiri dari pihak-pihak yang mewakili para
pengguna laporan keuangan, pembuat laporan keuangan, lembaga-lembaga pembuat
standar, dan pengamat dari organisasi antar-pemerintah. Kelompok ini bertemu
secara teratur untuk membicarakan kebijakan, prinsip dan hal-hal yang berkaitan
dengan peranan IASC.
Pada PSAK 1994 disebutkan bahwa berlandaskan pada Strategi
Pengembangan Akuntansi 1994-2000 Ikatan Akuntan Indonesia, telah memutuskan dan
melaksanakan hal-hal penting sebagai berikut:
1. Mendukung program harmonisasi yang
di prakarsai oleh International Accounting Standard Committee (IASC)
dengan mengharmonisasikan Prinsip Akuntansi Indonesia dengan International
Accounting Standards.
2. Memberlakukan “Framework for the
Preparation and Presentation of Financial Statements” yang disusun IASC sebagai
kerangka dasar penyusunan dan penyajian informasi keuangan di Indonesia.
Kerangka dasar ini merupakan rujukan penting bagi badan penyusun laporan
keuangan serta bagi auditor dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang
belum diatur secara jelas dalam standar akuntansi keuangan yang ada. Tapi perlu
dipahami bahwa kerangka dasar tersebut bukanlah standar akuntansi keuangan.
3. Untuk menghindari kesalahpahaman
yang sering terjadi dan agar nama sesuai dengan makna , maka telah disepakati untuk
mengganti sebutan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dengan Standar Akuntansi
Indonesia (SAK)
4. Sehubungan dengan itu, maka seri
Pernyataan Prinsip Akuntansi Indonesia (Pernyataan PAI) yang diterbitkan Komite
PAI untuk mengubah suatu standar akuntansi keuangan yang baru, di ubah menjadi
Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK). Sedangkan Interpretasi Prinsip
Akuntansi Indonesia (IPAI) yang diterbitkan untuk menjelaskan sesuatu yang
dianggap perlu atas standar akuntansi keuangan yang telah ada, diubah menjadi
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (INSAK).
5. Dengan berlakunya Pernyataan
Standar Akuntansi Indonesia No.1-35, maka Standar Akuntansi Indonesia
sebagaimana diatur dalam buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984, Pernyataan
Akuntansi Keuangan No.1-7, dan Interpretasi Prinsip Akuntansi Indonesia No.1-9
dinyatakan dengan tidak berlaku lagi untuk penyusunan laporan keuangan yang
mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995.
Dewasa ini harmonisasi akuntasi merupakan sebuah
permasalahan yang menantang dan kontrovesial berkaitan dengan pembuatan standar
akuntansi dan peraturan pasar secara profesional. Diskusi-diskusi yang
dilakukan saat ini berfokus pada pengalaman dari Amerika Utara, Inggris, dan
Daratan Eropa (Hergarty 1997, Zarzeski 1996, Bayless et el, 1996). Diskursus
akuntansi internasional diwarnai oleh suatu kecenderungan utama untuk mendukung
argument-argumen akan pentingnya program harmonisasi.
Pandangan yang mendukung harmonisasi internasional adalah
harmonisasi (bahkan standarisasi) memiliki banyak keuntungan. Keuntungan dari
harmonisasi adalah banyaknya komparabilitas informasi keuangan internasional.
Komparabilitas tersebut akan menghilangkan kesalahpahaman realibilitas laporan
keuangan “asing” dan akan menghapus salah satu hambatan paling penting dalam
aliran investasi internasional. Keuntungan kedua dari harmonisasi adalah hemat
waktu dan biaya yang sebelumnya dihasilkan untuk mengkonsolidasi informasi
keuangan yang berbeda-beda ketika lebih dari satu laporan dibutuhkan untuk
memenuhi praktik atau hokum internasional yang berbeda-beda.
Sumber:
Pelaporan keuangan dan perubahan harga
DEFINISI PERUBAHAN HARGA
Fluktuasi
nilai mata uang dan perubahan dalam harga uang atas barang dan jasa merupakan
karakteristik yang terpisahkan dalam bisnis internasional. Untuk memahami
istilah perubahan harga (changing
princes), kita harus
membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang
keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga itu. Suatu perubahan harga umum
terjadi apabila secra rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut
inflasi ( inflation),
sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
Inflasi telah
menjadi fakta yang penting dan tetap di hampir semua Negara di dunia. Perubahan
nilai mata uang moneter bener-bener diakui para akuntan dewasa ini, tetapi
tedapat pertentangan mengenai cara teoritis dan praktis untuk menyelesaikannya.
Di Amerika Serikat, FASB Statetment No. 33 mangharuskan pengungkapan khusus
oleh perusahaan-perusahaan besar tertentu, tetapi tidak merinci kaitan
pengungkapan ini dengan laporan keuangan utama. Unit moneter yang tidak stabil
adalah suatu kendala penfukuran dalam pendekatan induktif-deduktif terhadap
teori akuntansi.
Penyesuaian
Tingkat Harga Umum
Mata uang konstan biaya historis atau equivalen daya beli
umum merupakan jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat
harga umum (daya beli). Jumlah nominal merupakan jumlah mata uang yang belum
disesuaikan sedemikian rupa.
Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva
berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya
dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut
dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi),
pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang
mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva
tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk
perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan
transaksi kini.
PENGERTIAN
PERUBAHAN HARGA
Dua
konsep yang mencakup pengertian perubahan harga :
Tingkat
harga umum – timbul ketika harga semua barang dan jasa dalam perekonomian
berubah. Tingkat harga khusus – timbul ketika harga barang atau jasa tertentu
berubah seiring naik turunnya permintaan dan penawaran.
Laporan
keuangan di masa perubahan harga berpotensi menyesatkan apabila ada pengukuran
nilai aset yang tidak akurat, penyimpangan yang ditimbulkan diantaranya :
a) Proyeksi
keuangan berdasarkan data rangkaian waktu historis yang belum disesuaikan
b) Anggaran
yang menjadi dasar pengukuran
c) Data
kinerja yang gagal menahan pengaruh inlasi yang tidak terkendali.
JENIS-JENIS
PENYESUAIAN INLASI
1. Model historical cost-constant
purchasing power – daya beli tetap-biaya historis: jumlah mata uang
yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (daya beli) umum.
2. Model currett-cost –
biaya-kini
Ø aset dinilai dari biaya kininya
daripada biaya historisnya.
Ø laba dideinisikan sebagai kekayaan
bersih setelah pajak dari perusahaan
3. Biaya Kini disesuaikan dengan tingkat
harga umum, merupakan gabungan dari Model historical cost-constant
purchasing power dan Model currett-cost, menggunakan
indeks harga umum maupun khusus
Isu-isu
Mengenai Inflasi
Terdapat
empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
1.
Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih mengukur pengaruh inflasi.
2.
Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
3.
Akuntansi inflasi luar negeri.
4.
Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Keuntungan Dan Kerugian Inflasi
Perlakuan keuntungan dan kerugian
pos-pos moneter (yaitu kas, piutang, dan utang) tergolong kontroversial.
Penelitian kami terhadap praktik di berbagai negara mengungkapkan perbedaan
yang penting dalam hal ini.
Di Amerika, keuntungan atau kerugian
pos-pos moneter ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo
awal dan saldo akhir. Serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban
moneter (termasuk utang jangka panjang), angka yang dihasilkan diungkapkan
sebagai saldo terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugian pos-pos
moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain.
Keuntungan Dan Kerugian Kepemilikan
Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2
bagian :
1. Laba operasi
(perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang
dikonsumsi).
2. Keuntungan yang
belum direalisasi yang imbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai
pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi.
Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi yaitu
proyeksi arus keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan, bukanlah
suatu keuntungan baik itu direalisasikan atau tidak. Apabila laba berbasis
biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka
perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya
merupakan revaluasi equitas pemilik yang merupakan bagian dari laba yang harus
disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya.
Sudut
Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
Berbagai negara telah mencoba metode inflasi yang berbeda.
Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan paragmatis seperti parahnya laju
inflasi nasional dan pandangan pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh
angka akuntansi inflasi. Mengamati beberapa metode akuntansi inflasi yang
berbeda sangat bermanfaat pada saat menilai kondisi paling mutakhir saat ini.
Amerika
Serikat
Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (statement of financial accounting standards-SFAS) No.
33. Berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan harga”, pernyataan ini
mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva
tetap.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah
sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa :
1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan
oleh FASB membingungkan.
2. Biaya untuk penyusunan pengungkapan
ganda ini terlalu besar.
3. Pengungkapan daya beli konstan biaya
historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.
PENDEKATAN
TERHADAP AKUNTANSI INFLASI DI BEBERAPA NEGARA
1) Amerika Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement
of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul ”Pelaporan
Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang
bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar,untuk
selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya
historis dan daya beli konstan biaya kini. FASB menerbitkan panduan (SFAS 89)
untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang
berubah.
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir:
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir:
Ø Penjualan bersih dan pendapatan
operasi lainnya.
Ø Laba dari operasi yang berjalan
berdasarkan dasar biaya kini.
Ø Keuntungan atau kerugian daya
beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih.
Ø Kenaikan atau penurunan dalam biaya
kini atau jumlah yang dapat dpulhkan (yaitu jumlah kas
bersih yang diperkirakan akan dapat dipulhkan melalui penggunaan atau
penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari
inflasi (perubahan tingkat
harga umum).
Ø Setiap agregat penyesuaian
translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang
timbul dari proses konsolidasi.
Ø Aktva bersih pada akhir tahun
menurut dasar biaya kini.
Ø Laba per saham (dari operasi
berjalan) menurut dasar biaya kini.
Ø Dividen per saham biasa.
Ø Harga pasar akhir tahun per lembar
saham biasa.
Ø Tingkat Indeks HArga Konsumen
(Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi
berjalan.
Untuk
meningkatkan daya banding data tersebut, informasi dapat disajikan :
v Ekuivalen daya beli rata-rata (atau
akhir tahun).
v Dollar periode dasar (1967) yang
digunakan dalam menghitung CPI.
2) Inggris
Komite
Standar Akuntans Inggris (Accounting Standard Committee-ASC) menerbitkan
Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard Accounting
Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada
bulan Maret 1980. Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya
kini, beserta catatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
a) Menyajikan akun-akun
biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap
biaya historis.
b) Menyajikan akun-akun
biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya
kini.
c) Menyajkan akun-akun
biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan
informasi biaya historis yang memadai.
SSAP
mengharuskan dua angka yang mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik,
yaitu :
a) Penyesuaian modal
kerja moneter mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang
digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.
b) Mekanisme penyesuaian
memungkinkan pengaruh perubahan harga spesfik terhadap aktiva nonmoneter
perusahaan.
3) Brasil
Penyesuaian
inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva
permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui
oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva
permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan
depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap
provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari
modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan akun cadangan modal yang
digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal. Penyesuaian
inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih
terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai
keuntungan atau kerugian koreksi moneter.
Komisi Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi
yang lain untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan
publik. Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang
seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang
fungsional.
Akuntansi Untuk Inflasi Diluar Negeri
Para investor memberi perhatian
terhadap potensi perusahaan untuk menghasilkan deviden, karena nilai investasi
mereka sangat tergantung pada deviden dimasa depan. Potensi suatu perusahaan
untuk menghasilkan deviden berkaitan langsung dengan kapasitasnya untuk
memproduksi barang dan jasa.
Jika suatu perusahaan mempertahankan
kapasitas produksinya, baru ada suatu deviden masa depan yang dapat
dipertimbangkan. Menyajikan ulang akun-akun perusahan luar negeri dan domestik
menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan dengan
keputusan. Informasi ini memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh
informasi sebanyak mungkin yang menyangkut deviden dimasa depan. Jauh lebih
mudah untuk membandingkan dan mengevaluasi hasil konsolidasi seluruh
perusahaan daripada yang dilakukan dewasa ini.
PENYESUAIAN TINGKAT HARGA UMUM
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat
harga umum ( daya beli ) disebut sebagai mata uang konstan biaya historis atau
ekuivalen daya beli umum. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan sedemikian
rupa disebut sebagai jumlah nominal. Sebagai contoh, selama periode kenaikan
harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan di dalam neraca sebesar biaya
akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya
dialokasikan terhadap laba periode kini ( dalam bentuk beban depresiasi ),
pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang
mencerminkan daya beli ( yang lebih tinggi ) dari periode terdahulu saat aktiva
tersebut dibeli. Oleh karena itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk
perubahan-perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan dengan
transaksi.
Indeks Harga
Perubahan tingkat harga umum diukur
dengan indeks tingkat harga dalam bentuk Jumlah p1q1 / Jumlah p0q0 dimana p = harga suatu barang tertentu
dan q = kuantitas yang dikonsumsi. Suatu indeks harga adalah rasio biaya.
Contoh, jika sebuah keluarga yang terdiri dari empat orang menghabiskan uang
$20.000 untuk membeli sebuah keranjang barang dan jasa yang representive pada
akhir tahun 1 ( tahun dasar – awal tahun 2 ) dan $22.000 untuk membeli
keranjang yang sama setahun kemudian ( awal tahun 3 ), indeks harga akhir tahun
pada tahun 2 adalah $22.000/$20.000 atau 1,1. Angka ini menujukkan adanya laju
inflasi sebesar 10 % selama tahun 2. Demikian pula halnya, apabila keranjang
dalam contoh diatas $23.500 bagi suatu keluarga yang terdiri dari 4 orang pada
tahun 2 kemudian ( akhir tahun 3 ), maka indeks tingkat harga umum akan menjadi
$23.500/$20.000 atau 1,175 yang menunjukkan laju inflasi 17,5 % semenjak tahun
dasar. Indeks untuk tahun dasar adalah $20.000/$20.000 atau 1.
Penggunaan
Indeks Harga
Angka indeks harga digunakan untuk mentraslasikan jumlah
yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir
periode. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
GPLc
/ GPLtd x Jumlah Nominaltd = PPEc
GPLc
/ GPLtd x Pendapatan Total = PPEc
Dimana
:
GPL
= indeks harga umum
c
= periode kini
td
= tanggal transaksi
PPE
= ekuivalen daya beli umum
Objek
Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Secara tradisional, laba merupakan bagian dari kekayaan
perusahaan ( yaitu aktiva bersih ) yang dapat ditarik oleh perusahaan selama
suatu periode akuntansi tanpa mengurangi kekayaannya hingga dibawah posisi
awal. Dari mana datangnya kerugian moneter? Selama inflasi perusahaan akan
mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitaan dengan kegiatan operasinya.
Perubahan muncul dari aktiva atau kewajiban moneter, kewajiban untuk
membayarkan mata uang dengan jumlah yang tetap dimasa depan. Aktiva moneter
mencakup kas dan piutang usaha yang umumnya akan menghilangkan daya beli selama
periode inflasi. Kewajiban moneter mencakup kebanyakan utang yang umumnya akan
menimbulkan keuntungan daya beli selama periode inflasi.
PENYESUAIAN BIAYA KINI
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi konvensional dalam
dua aspek utama yaitu (1) Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini bukan
biaya historis (2) Laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan
oleh perusahaan dalam suatu periode ( tanpa pertimbangan komponen pajak ),
namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau model fisik
perusahaan. Satu cara untuk mempertahankan modal adalah dengan menyesuaikan
posisi aktiva bersih awal perusahaan untuk mencerminkan perubahan dalam
ekuivalen biaya kini aktiva selama periode berjalan.
Metode
mana yang baik?
Penyesuaian
biaya kini berpendapat bahwa usaha tidak dipengaruhi oleh inflasi umum, tetapi
lebih dipengaruhi oleh kenailan biaya operasi khusus dan pengeluaran aktiva
tetap.
Group
Modelo diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, disajikan ulang sebagai
berikut :
· Persediaan
Pos-pos
ini dinilai berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama dan disajikan
ulang dengan menggunakan metode biaya penggantian atau manufaktur.
· Harga Pokok Penjualan
Penyajian
ulang akun ini dinilai berdasarkan nilai persediaan yang dinyataan ulang.
· Aktiva Tetap
Pos-pos
ini dicatat berdasarkan biaya akuisisi, dan disajikan ulang dengan menggunakan
faktor inflasi yang diperoleh dari Nasional Consumer Indeks/Indeks Harga
Konsumen Umum, sehingga menjadi nilai penggantian bersih yang sesuai ditentukan
oleh penilai ahli independent pada tanggal 31 Des 20XX, dan sesuai denga
tanggal akuisisi apabila pembelian dilakukan setelah tanggal tersebut.
· Depresiasi
Pos
ini dihitung berdasrkan nilai penyajian ulang aktiva tetap, yang dipertimbangkan
ebagai dasar, perkiraan masa manfaat ditentukan oleh penilai independent.
· Penyajian ulang ekuitas pemegang
saham
Akun
ini disajikan ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari NCPI,
menurut umur atau tanggal kontribusinya.
· Keridakcukupan dalam penyajian ulang
ekuitas pemegang saham
Saldo
akun ini disajikan dengan penjumlahan aljabar dari hasil kepemilikan aktiva
nonmoneter dan akumulasi hasil moneter ekuitas.
· Hasil dari kepemilikan aktiva
nonmoneter
Pos
ini menunjukka perubahan dalam nilai aktiva nonmoneter yang disebabkan oleh hal
selain inflasi.
· Akumulasi hasil moneter ekuitas
Pos
ini merupakan hasil yang berawal dari penyajian awal angka-angka laporan
keuangan.
Sumber:
Frederick D.S Choi, Gary K.Meek, International Accounting, Buku 1 – Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta
2005.
Langganan:
Postingan (Atom)